“Cicak-cicak didinding,
“diam-diam merayak”
“datang seekor nyamuk”
“haap, lalu ditangkap”.
Sebuah bait syair lagu anak-anak yang hampir semua kita kenal dan hafal bait syair lagu itu. Tapi tahukan kita, bahwa Cicak dan nyamuk adalah sebuah nasehat bagi kita?
Palingkan sedikit perhatian kita kepada mereka, cicak dan nyamuk. Cicak adalah hewan yang hidup merayap, hanya bisa merayap didinding, ia tidak bisa terbang layaknya nyamuk. Lalu kenapa Allah menjadikan nyamuk sebagai makanan utama cicak? Bukankan sangat sulit, dalam pikiran kita, cicak yang hanya bisa merayap harus mengejar nyamuk yang bisa terbang. Tapi itulah hikmahnya, dibalik kesulitan cicak menangkap nyamuk, cicak tidak pernah mengeluh kepada Allah, kenapa makanan saya bisa terbang, misalnya, sementara saya tidak bisa terbang. Karena cicak tahu dan meyakini bahwa Allah-lah yang menjamin rezekinya, Allah-lah yang menjamin akan ada nyamuk hinggap untuk menjadi makanannya.
Allah berfirman dalam surat Hud 11:6;
6. Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
[709] yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
Lalu bagaimana dengan kita, Manusia? Yang telah dikarunia Allah akal dan fikiran, bentuk yang sempurna dan telah Allah tundukan semua yang ada dimuka bumi ini untuk kepentingan kita, tapi tetap saja, kita masih banyak mengeluh kepada Allah, seolah-olah kita adalah makluk-Nya yang paling malang...
Cicak memberi nasehat kepada kita untuk senantiasa bersyukur terhadap segala nikmat Allah..”Mungkin kamu tidak suka terhdap sesuatu, tapi sesungguhnya Allah telah menjadikan banyak kebaikan pada sesuatu yang kamu tidak sukai itu”.
Mari bersyukur, karena dengan itulah nikmat-Nya akan mengalir kepada kita;
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
8. Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya[782] lagi Maha Terpuji".
[782] Maksudnya: Allah tidak memerlukan syukur hamba-hamba-Nya.
Friday, February 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment