Atas kebaikan seorang teman, pada tanggal 03 November 2006 yang lalu, saya menumpang mobilnya menuju kekantor. Perjalanan kami lalui dengan lancar, hingga tiba-tiba tepat dipersimpangan Daido, mobil kijang yang saya tumpangi mogok. Setelah beberapa kali distarter tidak bisa, mobil pun kami dorong ke pinggir agar tidak menggangu perjalanan pengguna jalan yang lain. Kami mencoba memeriksa penyebab mogoknya mobil tersebut, dan ternyata Karburator mobil tersebut banjir yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya pelampung karburator dan tekanan dari tabung bensin yang berlebih akibat ventilasinya yang tersumbat.
Ditengah terik matahari yang mulai meninggi, saya berfikir kenapa mobil tersebut harus mogok ketika bensin yang masuk kedalam karburator berlebih, bukankah bensin adalah kebutuhan pokok mobil agar bisa berjalan...logikanya dengan supply bensin yang lebih banyak mobil dapat bergerak dengan cepat dan bertambah kuat, tetapi tidak, mobil hanya bisa berjalan normal ketika semua komponen berfungsi baik da supply bensin yang “tepat”, bukan berlebih.
Saya kemudian menganalogikan bahwa mobil itu adalah kita, manusia, dan bensin itu adalah rezeki yang kita cari mati-matian. Kemudian ventilasi tabung bensin yang tersumbat itu adalah sifat kikir kita yang tidak mau mengeluarkan zakat/sedekah. Apa yang akan terjadi?.
Uang, rezeki atau apalah namanya yang kita cari siang malam, banting tulang, peras keringat adalah ibarat bensin bagi kehidupan kita. Kita bisa bergerak melakukan berbagai aktivitas dan kesenangan kita dengan uang tersebut. Tapi ketika uang kita berlimpah, sementara kita tidak mengeluarkannya dengan porsi yang benar, kita ibarat karburator yang kelebihan pasokan, yang pada akhirnya, uang kita yang berlimpah tersebut tidak memberikan manfaat kepada kita, malah sebaliknya akan menjadikan mobil kehidupan kita “mogok”, bahkan mungkin terbakar dan meledak.
Secara fitrah, jika ada masukan, maka harus ada yang keluar. Bayangkan jika kita makan kemudian tidak dikeluarkan secara benar dan berkala, renungkan jika vas bunga kita tidak mempunyai lubang dibawahnya untuk mengeluarkan air, tanaman diatasnya tidak menjadi subur karena air yang tidak mengalir, malah jadi busuk karenanya, pun dalam segala hal.
Zakat/sedekah adalah saluran ventilasi dari rezeki yang kita dapatkan. Disana ada bagian dari orang / golongan yang berhak menerimanya. Jika kita enggan mengeluarkan zakat/sedekah sesuai dengan apa yang disyariatkan, maka dengan cara apapun, pasti uang kita akan keluarkan, mungkin kita kecurian, ditipu, dan lain sebagainya. Bukankah lebih bijak jika kita mengeluarkan porsi yang seharusnya daripada kita “dipaksa” mengeluarkannya karena hal-hal yang kita inginkan. Persis seperti tabung bensin yang tersumbat hingga menekan bahan bakar ke karburator, sehingga over supply dan mobil menjadi mogok.....
Benarlah firman Allah dalam surar Ar-rum Ayat 30;
37. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
Surat Az-zumar:52
52. Dan Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.
Dan Allah mempertegas tujuan dari dua pernyataan diatas dalam Surat As syura:27
27. Dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat
Tuesday, February 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment