Syahdan ada seorang Raja yang memimpin sebuah kerajaan yang besar, kerajaannya merupakan kerajaan yang subur makmur, gemah ripah loh jinawi, kehidupan rakyatnya tata tentram kerta raharja. Sang raja menjamin keamanan bagi seluruh rakyatnya, sang raja juga menjamin hak-hak rakyatnya, keadilan, penegakan hukum dan perlakuan yang sama terhadap siapa yang berjasa dan bersalah, menjadi bukti kebijaksanaan sang Raja dalam memimpin rakyat dan kerajaaannya.
“Wahai Rakyatku, Aku adalag Raja kalian, yang senantiasa akan melindungi kalian ketika kalian merasa tidak aman, Aku akan memberikan keadilan ketika kalian didhalimi, Aku akan memberi kalian makan ketika kalian lapar, Aku akan mengangkat derajat kalian ketika kalian tertindas, Aku, adalah Raja kalian, yang sanggup memenuhi semua kebutuhan kalian, maka jangan kalian segan meminta apapun kepadaku, karena Aku, sekali lagi adalah Raja kalian, pelindung, pemimpin dan pengayom kalian, yang akan senantiasa bersama kalian, baik saat kalian susah maupun ketika kalian senang..” , Sang Raja berkata ditengah-tengah rakyatnya.
“Satu hal saja yang Aku minta dari kalian, berbhaktilah kalian kepadaku, niscaya Aku akan penuhi segala kebutuhan kalian” Sambung Sang Raja.
Demikian perhatian dan sayangnya sang Raja kepada seluruh rakyatnya, namun demikian, masih ada saja rakyatnya yang “nyleneh”, dengan mengadukan permasalahan yang sedang dihadapinya kepada orang lain, bukan kepada Sang Raja. Ia mengadukan hidupnya yang miskin, ia mengadukan hidupnya yang teraniaya, ia juga mengadukan semua unek-uneknya kepada “orang pintar” yang jelas-jelas tidak pernah menjamin bahwa orang pintar itu akan mampu memberikan jaminan dan solusi terhadap apa yang sedang dihadapinya.
Ketika berita tentang rakyatnya yang “nyeleneh” ini sampai ketelinga Sang Raja, Raja sangat marah,
“Kenapa kamu meminta kebutuhanmu kepada orang lain, bukan kepadaku?
“Kenapa engkau mengadukan keluh kesahmu kepada orang lain, dan bukan kepadaku?
“Kenapa? Apa yang kurang dariku?
“Aku jamin kalian tidak akan kelaparan selama engkau berada dalam lindunganku”
“Aku jamin kalian rasa aman selama engkau dalam kekuaasaanku”
“Aku jamin semuanya untuk kalian, kenapa engkau berpaling dariku” Kata Sang Raja.
“Aku sangat menyanyani kalian, kenapa kalian malah lari dariku” Tanya Sang Raja.
Si rakyat nyleneh tadi diam tak menjawab, karena memang tak ada satu alasan rasionalpun yang dapat diajukan kepada Raja tentang sikapnya itu.
Allah adalah Maharaja, pemilik kerajaan langit dan bumi, yang tiada padanan, umpama dan ibarat yang mampu menggambarkan keMaha kuasaan Allah atas segala mahluk-Nya .
•
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah:29)
Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada dimuka bumi untuk kita, manusia, mahluk-Nya yang paling mulia, Allah telah menundukan daratan, lautan dan udara untuk kepentingan kita, Allh juga telah menundukan segala jenis binatang dan hewan untuk kita, Allh juga telah menjadikan kita khalifah dimuka bumi ini, kemudian Allah juga telah berfirman;
•
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Al Mu’min:60)
[1326] yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
Sebuah tawaran terbuka dari Allah, pengen apa kita?
Ingin rezeki ? Ingin kasih sayang? Inging kemulian? Ingin kekuasan? Ingin mendapatkan petunjuk? Ingin apapun kita, Mintalah kepada Allah dengan menyebut asma-Nya;
180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan. (Al A’raf:180)
[585] Maksudnya: nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain Allah.
YA MAHA PEMBERI REZEKI (AR RAZAQ), Urzuqna halalan thoyibah wasiah (Berilah kami rezeki yang halal, yang baik dan banyak)
YA MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG (AR RAHMANIRAHIM) Irhamni rahmatan man siwaka (Sayangi kami dengan rahmat-Mu hingga kami tak butuh kepada selainmu)
YA MAHA PEMBERI KEMULIAN (AL AZIZ); Azizna bil ‘ilmu wa karomah (Muliankan kami dengan ilmu dan karomah)
YA MAHA PEMBERI PETUNJUK (AL HADI), Ihdina shirattal mustaqiem, (Tunjuki kami jalan yang lurus)
YA MAHA PEMBERI KESELAMATAN (AS SALAM), Salimna min fitnatiddunya wal fitnati akhirat (Selamatkan kami dari fitnah dunia dan fitnah akhret)
YA MAHA PEMBERI KEKUASAAAN (AL MALIK), malikal mulki tu’til mulka man tatsa (Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki)
Dan masih ada 93 lagi YA MAHA yang memberikan jaminan terkabulnya doa kita, menjamin rahasia pengaduan kita, angkat kedua belah tangan kita (perhatikan guratan ditelapak tangan kita, disana ada guratan “٨١+١٨=٩٩, yang menurut sebagian orang hal ini untuk mengingatkan kita akan asma-Nya), sebut nama-Nya dengan perasaan harap dan cemas, maka Insya Allah perhononan kita akan dikabulkan oleh Allah Swt.
Jika kita dikatakan “syirik” ketika kita meminta sesuatu bukan kepada Allah, bukan hanya berarti Allah “marah” kepada kita, tapi juga dapat diartikan betapa sayang dan cintanya Allah kepada kita, hingga Allah tidak rela kita memohon dan meminta sesuatu kepada selain-Nya, karena Allah tahu bahwa tak ada sesuatu apapun yang dapat memenuhi dan mengabulkan permohonan kita selain dari-Nya.
Allah kasihan kepada kita yang telah buang uang, buang waktu, buang tenaga, jauh-jauh ke gunung Kawi misalnya, untuk apa kesana?
Jin, setan atau Mbah dukun yang disana hanyalah sesama mahluk seperti kita, yang tidak mempunyai daya dan upaya apapun untuk memenuhi kebutuhan kita, wong dukunnya aja masih perlu uang seperti kita, kalau memang dukun itu bisa bikin orang kaya, kenapa dia tidak membuat diri dan keluarganya dulu untuk menjadi kaya, iya toh?
Nyatanya dukun-dukun itu masih menerima tips yang diberikan pelanggannya, artinya ia masih butuh sesuatu, dan kita tidak bisa bergantung kepada sesuatu yang masih membutuhkan sesuatu yang lain.
Kita mempunyai “99 YA MAHA” yang setiap saat, kapanpun dimanapun, minta apapun, pasti Dia selalu ada, Dia tidak akan meminta apapun kepada kita selain penghambaan kita, Dia tidak akan pernah jenuh dan bosan menerima permohonan kita, Dia pun tidak akan pernah kekurangan apapun untuk memenuhi hajat dan permohonan kita.
Masih cari yang lain? Sampai ajal menjemput kitapun, kita tidak akan menemukannya.
Dawamkan YA MAHA, Insya Allah kita tidak akan kurang satu apapun, Amiin.
Wassalam;
February, 15, 2007
Friday, February 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment