Akhir pekan ini terjadi sebuah pertandingan yang sarat gengsi dan penuh prestise antara dua kekuatan dijagat sepakbola Inggris, yaitu big match antara Manchester United Versus Arsenal, dua penguasa singgasana primer league dalam beberapa tahun terakhir, kecuali dalam dua tahun terakhir dimana singgasana premier league dibawa pulang Chelsea ke Stamp Bridge.
Kenapa pertarungan kedua kesebelasan tersebut selalu saja menjanjikan sebuah pertarungan yang menarik dan layak ditonton bagi pecinta bola dibelahan dunia manapun?
Jawabannya adalah karena adanya Rivalitas yang sudah demikian kental antara kedua kesebelasan ini. Rivalitas inilah yang kemudian memunculkan semangat kompetisi dari setiap indivdu yang terlibat didalamnya. Para pemain menjadi terpacu untuk menunjukan kemampuan terbaiknya dan berusaha untuk memberikan kemenangan bagi kesebelasannya. Pelatih dari kedua kubu pun demikian terpacu adrenalinnya dan berusaha meracik sebuah strategi yang paling baik, lagi untuk memenangkan timnya.
Singkatnya, semangat kompetisi untuk menjadi yang terbaik telah memacu setiap individu untuk berlomba menjadi pemenang.
Al qur’an sering menggunakan kata-kata semacam ini, seperti “bersegeralah”, berlomba-lomba” dan lainya yang dimaknai sebagian ulama sebagai suatu “kompetisi” dalam upaya setiap individu muslim untuk menjadi pemenang dan menjadi yang terbaik disisi Allah Swt.
148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala (2:148) sesuatu.
48..............., Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,(5:48)
114. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (3:114)
21. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar. (57:21)
90. Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.(21:90)
[970] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
Perhatikan ayat-ayat diatas, Allah memerintahkan kita untuk berlomba – lomba dalam mengerjakan kebaikan, yang artinya dalam perlombaan mengerjakan kebaikan akan ada orang yang memperoleh kemenangan, berupa balasan pahala yang ridha Allah, ada pula orang yang menderita kekalahan karena mereka lalai dan terlambat dalam mengerjakan amal kebajikan.
Sekarang pilihan ada pada kita, apakah kita akan berusaha tampil sebaik mungkin untuk menjadi pemenang dalam perlombaan mengerjakan kebajikan, atau kita akan tampil ala kadarnya, sehingga kita akan menjadi pecundang yang hanya akan mendapatkan penyeselan diakhir perlombaan.
Demikian pun halnya dengan upaya kita untuk memperoleh ampunan dari Allah, kita harus berlomba dengan waktu yang terus melaju. Kita tidak bisa menunggu untuk memohon ampunan Allah, karena kita tidak tahu, sudah sampai mana rute yang sudah kita lalui dalam perjalan hidup ini, masih jauh dari garis finish atau sebaliknya, ditikungan sana garis finish dan akhir kehidupan kita menjelang.
“Aah nanti aja tobat mah gampang...”
“Kita kan masih muda, masih banyak waktu untuk tobat, sekarang sih foya-foya aja dulu, nanti kalau sudah tua, baru tobat”
Itu khan versi kita, seolah-olah kita tahu berapa lama lagi usia kita, iya kalau kita diberikan umur yang panjang dan memungkinkan kita untuk tobat, kalau tidak? Maka Allah membahasakan “berlomba-lombalah kamu untuk memperoleh ampunan Allah”, karena boleh jadi jika akan menyesal bila kita menunda-nunda saat tobat kita, sementara garis finish sudah didepan mata.
Bahkan dalam surat Al Anbiya diatas, Allah menggambarkan bagaimana Allah mengabulkan do’a Nabi Zakaria untuk memiliki seorang putra ditengah berbagai kondisi Nabi Zakaria yang sudah lanjut, salah satunya juga karena Nabi Zakaria orang yang senantiasa bersegera dalam mengerjakan kebaikan.
Pun demikian dalam keseharian kita, kita pun harus berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf hidup kita, berlomba-lomba untuk meningkatkan pangkat dan jabatan kita, itu boleh-boleh saja sepanjang perlombaan dan kompetisi itu dilakukan dengan cara-cara elegan layaknya seorang kstaria, bukan dengan cara-cara pengecut yang menghalalkan segala cara untuk sekedar mencari muka dihadapan atasan misalnya, dengan meminta bantuan dukun, dengan menyebarkan isu yang tidak benar, fitnah, dan sebagainya. Seorang ksatria tidak pernah mau memenangkan perlombaan dan kompetisi dengan cara licik dan membokong musuh sekalipun, apa lagi kompetisi untuk menjadi yang terbaik dikantor dilakukan dengan teman seperjuangan, sungguh memalukan apabila masih ada orang yang berlaku lalim dengan membokong temannya untuk mendapatkan “kemenangan” semu.
Mari berlomba-lomba dalam kebaikan dan berlomba untuk memperoleh ampunan dan ridha Allah swt , mari tinggalkan kompetisi yang tidak sehat yang bukan saja akan menghancurkan teman, tapi insya Allah juga akan menghancurkan kita pada saatnya nanti.
Semalat berlomba, selamat menjadi pemenang pahala-pahala kebajikan, selamat menjadi pemenang ampunan dari Allah dan surga yang dijanjikan-Nya.
Wassalam
January. 18, 2007
Monday, February 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment