Handphone sebuah benda ajaib yang dalam lima tahun terakhir telah menjadi sebuah trend atau bahkan sebuah kebutuhan. Dengan keajaibannya handphone mampu melintasi ruang, jarak dan waktu. Kita bisa berkomunikasi dengan lawan bicara kita dimanapun kita berada dan kapanpun. Handphone bahkan sekarang ini bukan melulu sebuah kebutuhan tapi juga merupakan gaya hidup seseorang. Terbukti pangsa pasar handphone terus berkembang, setiap ada model baru, berapapun harganya, hampir dipastikan laku bak pisang goreng, karena itu tadi, orang berlomba membeli handphone baru untuk memenuhi selera dan gaya hidupnya.
Kata kunci dalam tulisan ini adalah “Ajaib”, “dimanapun” dan “kapanpun”. Maksudnya “keajaiban” handphone untuk dapat berkomunikasi “dimanapun” dan “kapanpun” ketika handphone itu memiliki syarat-syarat berikut ini;
1. Handphone tidak rusak
2. Ada sinyal
3. Ada pulsa
4. Ada batterai
5. Tahu nomor yang dituju.
Handphone yang rusak, terlepas dari merk dan seri berapapun, ketika handphone itu rusak, entah itu Ic-nya, entah itu penuh memorynya, ketika handphoen itu rusak, maka kita tidak dapat berkomunikasi dengan siapapun, bahkan ketika jarak hanya terpisah beberapa ratus meter saja.
Sinyal adalah salah satu syarat tersambungnya komunikasi dengan lawan bicara kita, selain handphone yang bagus, sinyal juga merupakan syarat terciptanya keajaiban pada handphone.
Syarat ketiga adalah adanya pulsa dari handphone yang kita pakai untuk berkomunikasi. Handphone baru, sinyal bagus, ketika handphone tidak terisi pulsa sebagaimana mestinya, komunikasipun tidak dapat terjadi.
Ketika ketiga syarat terpenuhi, tidak lantas keajaiban handphone tercipta, jika batterainya kosong alias low battery.
Untuk sebuah komunikasi yang baik, satu lagi syarat yang harus terpenuhi, yaitu kita harus tahu nomer yang akan kita hubungi. Kelima faktor “keajaiban” diatas harus ada pada saat bersamaan untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik. Salah satunya saja tidak ada pada saat yang bersamaan, komunikasi akan terganggu atau bahkan tidak dapat berkomunikasi sama sekali.
Mohon maaf kalau lagi-lagi saya berandai-andai. Saya ingin mengandaikan bahwa do’a yang kita panjatkan kepada Allah adalah sebuah bentuk komunikasi antara mahluk dan kholiqnya, hati adalah hanphonenya, dzikir adalah sinyalnya, shalat adalah pulsanya, tafakur adalah batterainya, serta 24434 adalah nomornya. 2=shalat subuh, 4=Shalat Dhuhur, 4=Shalat Ashar, 3=Shalat Margrib, 4=Shalat Isya.
Hati yang kotor lagi penuh dosa adalah ibarat handphone rusak, yang tidak akan dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan Allah, karena hati yang kotor tidak akan mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran ilahiyah yang terpancar, hati yang rusak tidak akan menghasilkan “keajaiban-keajaiban”. Hanya hati yang bersih saja yang mampu berkomunikasi dengan tuhannya, yang mampu menangkap sinyal dan isyarat ilahiyah sekecil apapun, sehingga dapat dijadikan alat komunikasi yang penuh keajaiban. Cahaya kebenaran ilahiyah senantiasa terpancar sebagaimana sinyal terpancar dari satelitnya, tapi kerusakan hati kitalah yang akan membuat “sinyal” kebenaran itu hilang.
Dzikrullah adalah sebuah upaya kita untuk memperbaiki sinyal dari receiver kita, dzikrullah yang dilakukan dengan benar dan ikhlas, akan memberikan sinyal penuh dalam hati kita untuk dapat menangkap pancaran sinyal ilahiyah sehingga terjalin komunikasi yang efektif dengan Allah Swt.
“Inti dari ibadah adalah ikhlas”. Shalat dan dzikir yang kita lakukan apabila tidak lakukan dengan ikhlas adalah ibarat sim card yang tidak ada pulsanya. Hakekat do’a adalah penghambaan dan terlepas dari keinginan-keinginan dunawiyah kita, dan menggantinya dengan “Innashalati, wanusuki wama yahya wamammati lillahita’ala”, semuanya karena dan untuk Allah semata.
“Batterai” pada handphone harus senantiasa terisi penuh untuk memungkinkan kita berkomunikasi dengan baik. Istiqomah dalam ibadah adalah ibarat baterai yang akan memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan Allah. Shalat yang banyak bolongnya, tahajud yang kadang-kadang atau ibadah lainnya yang dilakukan tidak dengan istiqomah, dapat menjadi kendala bagi kelancaran komunikasi dengan Allah.
Shalat wajib yang kita lakukan dalam sehari semalam “24434” merupakan direct acess kepada Allah, tanpa perantara, tanpa tedeng aling-aling, langsung pada yang dituju. Sebagaimana jalur komunikasi umum, “24434” adalah nomor yang sudah diketahui oleh banyak orang, agar lebih mudah tersambung, maka akan lebih baik bila kita tahu extension numbernya, misalnya extension nomer “4421”, Tahujud Empat rakaat, empat rakaat, serta witir 2 Rakaat + 1 rakaat. Insya Allah, pada jam-jam itu saluran tidak terlalu sibuk, karena yang lain sedang tidur, sementara kita sedang online dengan Allah.
Semoga handphone nokia kita yang bagus diimbangi dengan kemampuan kita berkomunikasi dengan Allah dengan baik pula.
Desember 11, 2006.
Friday, February 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment