Berjudi, memerlukan uang yang banyak,
narkoba dan obat-obat terlarang mahal harganya,
minum-minuman keras dan memabukan memerlukan uang yang tidak sedikit, ketempat lokalisasi juga harus bawa uang,
Pergi dukun harus ngasih tips, mencari tempat-tempat keramat memerlukan biaya,
Memuja Nyi Roro Kidul juga perlu sesajen yang banyak dan memerlukan uang
Jadi pegawai negeri dengan tidak jujur dan suap juga tak murah sekarang ini, tak kurang dari 60juta untuk menjadi Polisi dengan pangkat Kopral, tak kurang dari 40juta untuk menjadi pegawai negeri golongan apalah namanya,
Menjadi propokator mengandung resiko yang sangat besar
Menjadi pengadu domba mengundang kebencian
Saling berghibah, mencemooh dan saling menyalahkan hanya akan menguras energi dan pikiran kita.
Menjadi pendendam hanya akan menjadikan kita menderita
Menjadi pengumpat hanya menjadikan kita seperti orang kurang waras
dan masih seabreg lagi perbuatan-perbuatan maksiat yang akan mengantar dan menuntun pelakunya pada kehancuran dan jurang neraka.
Betapa “mahalnya” harga neraka? Tapi kenapa justru banyak orang yang berlomba-lomba membelanjakan uangnya kejalan neraka?
Bershahadat tidak memerlukan biaya apapun, bahkan dengan Shahadat artinya kita sudah menggenggam tiket surganya Allah
Shalat berjamaah kemasjid, tidak dipungut biaya, bahkan dibalas dengan 27 derajat pahala dibanding dengan shalat sendiri dirumah
Puasa ramadhan dan puasa sunnah gratis
Berzakat “hanya” ketika harta kita sudah masuk nasab, pun demikian, manfaat dan pahala yang insya Allah akan kita dapat jauh lebih besar dan berkali lipat
Berhaji pun “hanya” bagi yang mampu, ini pun dijamin Allah dengan balasan surga yang luasnya seluas bumi dan langit.
Berbicara baik dan jujur tidak harus bayar tiket, bahkan merupakan investasi yang sangat berharga bagi kita kelak dikemudian hari
Berlaku sopan santun juga tak perlu latihan yang memakan biaya besar, justru ini akan menjadikan kita orang yang layak dijadikan teman dan sahabat
Saling menasehati juga tidak dikenakan charge apapun, inipun akan mempererat jalinan ukhuwah antara kita
Menyeru kepada kebaikanpun tak harus jauh-jauh, disekitar kita saja dulu, adalah merupakan ladang pahala yang jika kita pupuk terus-menerus dengan istiqomah dan keikhlasan, buahnya insya allah akan dapat kita petik diakhir kehidupan kita kelak
Mencegah maksiatpun bisa dilakukan dengan do’a (Ini nahi munkar yang paling lemah derajatnya), do’a juga merupakan sarana ibadah dan pengabdian kita kepada Allah.
Menjadi pemaaf adalah sebuah bukti kebesaran jiwa kita
Bersikap sabarpun akan meningkatkan maqom kita disisi Allah dan manusia
TAKASHIMURA, (baca: Tidak mahal alis murah meriah-pen) harga sebuah kenikmatan disurga, yang ditawarkan Allah kepada kita, lalu kenapa banyak diantara kita justru yang enggan melakukan hal-hal TAKASHIMURA yang menjamin kita untuk mendapatkan kavling kebahagiaan disurga, yang penuh dengan buah-buahan yang tidak pernah terbersit dalam angan kita saat ini, sungai yang mengalir didalamnya, bidadari yang disucikan yang dengan setia melayani semua kebutuhan kita, kenapa justru banyak diantara kita yang menggorbankan kenikmatan abadi hanya demi sebuah kenikmatan semu, dan dengan harga dan biaya yang jauh lebih mahal pula.
25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang Suci dan mereka kekal di dalamnya[32].(Al Baqarah:25)
[32] kenikmatan di syurga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani.
Berapa lama kita bisa melupakan masalah kita dengan mengalihkannya dimeja judi?
Berapa lama kita bisa “Fly” dengan menghisap ganja dan Narkoba?
Berapa lama kenikmatan yang kita dapat dengan “Jajan” dipinggir jalan?
Berapa lama kita akan puas dengan orang yang menderita karena ulah kita?
Tidak akan lama, bahkan sangat sebentar jika kita bandingkan dengan siksa yang akan kita dapat dineraka kelak.
Kita dikarunia Allah rasa dan pikir, yang jika keduanya digabungkan kemudian disebut akal, dan karena akalah kemudian kita dilebihkan Allah atas mahluk-mahluk-Nya yang lain, tapi ketika akal yang dikaruniakan Allah tidak kita pakai, maka kita akan menjadi mahluk yang bisa jauh lebih rendah dari binatang dan hewan sekalipun, Naudzubilah.
Kalau secara ekonomi kita berprinsip “bagaimana dengan modal yang kecil untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya” dan kita sangat paham dengan hal itu, tapi kenapa justru kita masih ada yang “Menggunakan sebagian besar sumber daya kita, uang, tenaga, pikiran dan waktu, justru untuk mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak berharga dihadapan Allah dan manusia”.
Realistis kah kita?
Wassalam
February, 16, 2007
Friday, February 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment